WebNovels

Chapter 4 - BAB 4: KEKUATAN YANG TAK TERDUGA

"Anda telah menaklukkan dungeon tersembunyi."

Suara sistem itu menggema dalam pikiran Rion, seolah menandai babak baru dalam kehidupannya.

"Status," ucap Rion dengan nada bersemangat, matanya berkilat penasaran.

 

Nama: Rion Aethoria

Usia: 16 tahun

Ras: Manusia

Level: 99+

Sihir : Es(∞)

New Skill: Frozen Calamity, Mirror of Frost

"Hah, 16 tahun? Bukankah itu terlalu cepat?" gumam Rion heran. Ia mengamati tubuhnya, yang terasa lebih tinggi dan lebih kuat dari sebelumnya.

"Apa ini efek dari penaklukan dungeon? Tapi... tubuhku tetap terasa sama di dalam sana. Mana dan peranku pun masih tersembunyi. Tapi... ah, persetan, yang penting aku bisa keluar dari neraka itu."

Begitu Rion melangkah keluar dari dungeon, cahaya putih menyilaukan menyambutnya. Saat pandangannya kembali jernih, ia langsung menyadari sesuatu.

"Tangan dan kakiku... memanjang?"

Ia berjalan ke arah genangan air di dekat sana dan melihat pantulan dirinya.

"Apa ini... aku berubah? Aku... terlihat seperti remaja enam belas tahun sekarang. Padahal sebelumnya tubuhku masih seperti bocah dua belas tahun... Apa ini efek dari sistem?" katanya, tercengang.

Namun apapun penyebabnya, Rion hanya tersenyum lega. "Terserah lah... yang penting aku bebas. Hufff... rasanya segar sekali."

Ia menatap langit biru untuk pertama kalinya dalam waktu yang terasa seperti selamanya.

 

Beberapa hari kemudian, di Kerajaan Eldrador—salah satu kerajaan terbesar di benua Arvandor.

"Yang Mulia! Saya membawa kabar penting!" teriak Panglima tertinggi, seorang pria berjubah hitam bernama Aldebrand.

"Masuk, Aldebrand. Katakan apa yang terjadi."

"Saya memiliki satu kabar baik... dan satu pertanyaan yang membingungkan."

"Langsung saja."

"Dungeon di wilayah Utara, tempat Raja Iblis Zaramoth bersemayam... telah lenyap."

"Lenyap? Maksudmu... dikalahkan?"

Aldebrand mengangguk ragu. "Benar. Tapi kami tidak tahu siapa yang melakukannya. Tak ada jejak, tak ada sinyal sihir tersisa... hanya kehampaan."

Raja Eldrador, Alaric IV, terdiam. "Apakah mungkin para pahlawan kita yang melakukannya?"

"Saya rasa tidak, Yang Mulia. Mereka masih menjalani pelatihan di Akademi Velkrion. Mereka bahkan belum mencapai level 50."

"Kalau begitu... siapa? Dan apa tujuan mereka?" tanya Raja, matanya menyipit.

 

6 bulan lalu...

Ramalan besar datang dari Menara Arcanum:

"Akan muncul kekuatan besar yang mampu mengguncang dunia dengan es abadi."

Raja Alaric mengira itu merujuk pada tiga Raja Iblis: Zaramoth, Valcaryon, dan Nezverra. Maka ia memerintahkan memanggil lima pahlawan dari dunia lain dan mengirim mereka ke Akademi Velkrion untuk dilatih.

Namun, mereka salah. Ramalan itu merujuk pada Rion.

 

Di sisi lain, Rion kini tengah menyusuri hutan, berharap menemukan desa atau peradaban.

"Ini benar-benar melelahkan..."

Tiba-tiba, semak-semak di dekatnya bergoyang.

"Srekkkk..."

Rion bersiap menyerang, tapi suara gemetar muncul, "T-tolong... jangan sakiti aku."

Seorang gadis muncul. Usianya seumuran dengan Rion, berambut perak dan bermata safir.

"Aku tidak akan menyakitimu," jawab Rion tenang.

"Namaku Elysia Eldrador... panggil saja Elysia. Aku hanya berjalan-jalan."

"Aku Rion Aethoria. Salam kenal."

"Aethoria...? Nama itu... sepertinya familiar..." gumam Elysia.

"Apakah ada kerajaan di dekat sini?"

Elysia tersenyum kecil. "Kau tak tahu? Kau benar-benar orang asing. Iya, tidak jauh dari sini, ada kerajaan besar. Ayo, aku antarkan."

Dalam hati, Elysia berpikir, Dia bahkan tak tahu aku putri dari kerajaan itu...

 

Dalam perjalanan menuju kerajaan, seekor monster besar muncul di jalan—seekor Minotaur tingkat S, pemusnah desa.

"Apa?! Dari mana datangnya monster ini?!" jerit Elysia panik.

Namun Rion hanya mengangkat tangannya, dan dalam sekejap...

CRAAAK!

Minotaur itu membeku menjadi patung es, lalu hancur menjadi debu beku.

"APAAA?! Itu monster Rank-S! Bahkan lima petualang Rank-A butuh strategi untuk mengalahkannya!" gumam Elysia, tak percaya.

"Yah, masalah selesai. Yuk lanjut," kata Rion santai.

"...Dia mengalahkannya'? Apa dia iblis?"

Elysia menggeleng, berusaha menenangkan pikirannya.

"Rion... apa kau sadar barusan membunuh monster Rank-S dengan satu serangan?"

"Hah? Itu kan cuma monster es biasa... ah, atau mungkin aku harus menahan diri?"

"Gila..."

 

Akhirnya mereka tiba di gerbang utama Kerajaan Eldrador. Penjaga hanya memberi hormat pada Elysia, tanpa menghentikan mereka.

"Aneh... kenapa tak ada yang menghalangi kita?" tanya Rion pelan.

"Apa kau bilang sesuatu?" tanya Elysia.

"Tidak, tidak."

Mereka sampai ke ruang tahta. Raja, ratu, panglima, penasihat, dan para ksatria tengah berkumpul.

Elysia langsung melompat ke depan tahta.

"Ayah! Aku membawa orang tersesat!"

"Elysia?! Kenapa kau di sini? Dan siapa pemuda ini?!"

Semua mata kini tertuju pada Rion.

"Dia... Rion Aethoria," kata Elysia.

"Kenapa dia memanggilmu Elysia? Bukankah seharusnya 'Putri'?" tanya Raja.

"Hehe, aku tidak bilang padanya siapa aku..."

Ksatria utama melangkah maju. "Hei, kau! Kenapa kau ada di sini?!"

"Aku hanya... diajak Elysia," jawab Rion tenang.

Raja mengangkat tangan. "Tenang. Kita akan bicarakan ini baik-baik."

More Chapters