— Harga sebuah nama
[DUNIA BAWAH – LOKASI RAHASIA]
Dunia bawah seperti terbakar dalam kepanikan. Di sudut-sudut kota, lorong gelap, gudang tersembunyi, dan kasino ilegal… hanya satu topik yang dibicarakan: Night Hunter.
Dua organisasi kriminal raksasa—Specter Eidolon dan Black Mantis—telah musnah… dalam satu malam. Tak ada yang bisa mempercayainya. Tak ada yang melihat wajah sang pelaku. Hanya satu tanda yang tersisa di tengah puing dan genangan darah:
> Topeng hitam separuh dan tulisan "Night Hunter" menyala di layar utama.
"Ini... mustahil…"
"Dia sendirian menghancurkan markas kita... SENDIRIAN?!"
Panik. Takut. Dan rasa tak percaya menyebar lebih cepat daripada informasi apapun.
Namun… hari itu menjadi titik klimaksnya ketika sebuah poster mulai tersebar ke seluruh jaringan bawah tanah. Dari monitor-monitor ilegal, papan elektronik gelap, hingga sudut bar penuh penjahat… terpampang:
> WANTED Code Name: NIGHT HUNTER Bounty: 9.000.000.000 Yen Level: Tak Terklasifikasikan – Tembak Mati Di Tempat
Keributan pun pecah.
"9 miliar yen?! Ini bounty tertinggi sepanjang sejarah kriminal dunia bawah!"
---
[TOKYO – GEDUNG TERSEMBUNYI]
Di dalam gedung tinggi dengan jendela berlapis pelindung sinyal, lima sosok misterius berdiri mengelilingi meja bundar.
Dua wanita. Tiga pria.
Semua berpakaian hitam pekat dengan simbol berbeda-beda di punggung mereka—lambang dari agensi mata-mata internasional elit yang sangat rahasia. Mereka bukan orang sembarangan. Mereka adalah puncak dari dunia bayangan.
> Iris — Wanita bermata tajam dari Divisi Infiltrasi Jerman, simbol salib perak di punggungnya.
Selene — Ahli senyap asal Prancis, bertanda bulan sabit merah.
Kai — Mantan pemburu dari organisasi Cina dengan lambang naga emas.
Rex — Petarung brutal asal Brazil, bertanda tengkorak bersayap.
Nikolai — Analisis dan sniper asal Rusia, berlogo mata hitam berkilau.
Kelima orang ini semula sedang menjalankan misi rahasia bersama, namun semua berhenti saat mata mereka tertuju pada layar hologram di tengah meja:
> Poster buronan Night Hunter yang baru dirilis.
"Ini… siapa?" tanya Selene dengan alis terangkat.
"Dia menghancurkan dua organisasi besar hanya dalam satu malam. Sendirian," sahut Nikolai sambil memutar ulang rekaman pendek yang bocor dari salah satu markas sebelum hancur.
Kai tertawa kecil. "Menarik. Sangat menarik. Seorang pria dalam siluet hitam… dan dia masih remaja, berdasarkan tinggi badannya."
Rex bersandar ke kursi. "Dengan harga sebesar itu... memburunya bisa menjadi tiket kita ke takhta dunia bayangan."
Iris menyilangkan tangan. "Atau sebaliknya. Membuat kita mati seperti para pecundang yang dia habisi."
Nikolai mengangguk. "Tapi jika berhasil… kita akan menjadi legenda."
Kelima mata-mata itu saling bertukar pandang.
Dan di saat yang sama… organisasi bawah tanah lain, satu per satu mulai menyatakan niat untuk bergabung dalam perburuan.
> Mereka menyebut diri mereka: The Coalition of Shadows.
Perburuan terbesar dalam sejarah dunia bayangan… telah dimulai.
---
[KEESOKAN HARINYA – SMA KUROGANE]
"LIBUR SEMESTER SATU BULAN!!"
Sorak sorai kembali bergema di lorong-lorong sekolah. Tapi di tengah semua itu, Reivan hanya menyandarkan punggungnya di loker. Ia mendengar teriakan, tawa, dan rencana-rencana liburan dari teman-temannya.
Namun pikirannya tidak di sana.
Tatapan Reivan menyipit… karena ia tahu satu hal:
> "Kegelapan… sedang bergerak lagi."
Dan ia harus bersiap.
[TOKYO – MARKAS SEMENTARA "THE COALITION OF SHADOWS"]
"Sudah hampir dua minggu sejak insiden Night Hunter… dan masih nihil informasi soal siapa dia."
Nikolai menatap layar laptop dengan ekspresi kosong tapi tajam. Tangannya tak berhenti mengetik, menyisir rekaman-rekaman satelit, data kamera pengintai publik, hingga file gelap dari sisa jaringan Specter Eidolon dan Black Mantis.
Di belakangnya, keempat rekannya mulai gelisah.
"Kita memburu bayangan, Nik," kata Rex, bersandar di pintu dengan nada frustasi.
Kai mencibir. "Atau mungkin Night Hunter memang tidak ada. Hanya ilusi untuk menutupi aksi tim elit."
Nikolai tak menanggapi, matanya fokus. Hingga akhirnya… satu file terbuka.
Dan ia membeku.
> [REKAMAN CCTV - LOKASI: AREA SEKITAR MARKAS BLACK MANTIS - TANGGAL: 2 HARI SEBELUM HANCUR]
Tampak sesosok anak muda, berpakaian santai, berjalan dengan ekspresi datar melewati gang sempit. Tapi hanya dalam satu frame, mata biru tajamnya menatap langsung ke arah kamera… dan kamera itu langsung mati setelahnya.
Nikolai memperbesar gambar itu. Ia menyesuaikan kontras, dan memperjelas wajahnya.
"...Seorang anak SMA…?" gumamnya.
Selene dan Iris langsung mendekat.
"Itu... seragam SMA. Tapi tidak umum. Coba periksa badge-nya."
Nikolai men-tap lambang kecil di dada si anak remaja dalam video.
> [MATCH FOUND: SMA KUROGANE – AREA KHUSUS, JEPANG]
Mereka semua saling berpandangan.
Kai terkekeh. "Jadi dia... remaja sekolah biasa?"
Nikolai menjawab pelan, tapi tajam:
"Atau dia sedang menyamar jadi anak sekolah."
Senyap.
---
[SAAT YANG SAMA – RUMAH REIVAN]
Di dalam kamarnya, Reivan duduk di depan jendela, menatap langit malam.
Suasana liburan membuat lingkungan sepi. Tak ada aktivitas khusus… bagi anak SMA biasa.
Tapi Reivan bukan anak SMA biasa.
Ia Night Hunter.
Dan sekarang, dunia bawah sedang menaruh hadiah terbesar untuk kepalanya.
Ia menutup matanya perlahan.
> "Kalian mulai bergerak, ya? Tapi jangan berharap kalian bisa menangkap bayangan yang tak bisa disentuh."
---
[HARI BERIKUTNYA – PINGGIR KOTA, KAFE BERNAMA "CAFFEINATED BREEZE"]
Reivan duduk di meja luar bersama Aveline, yang akhir-akhir ini makin sulit menyembunyikan rasa sukanya.
"Liburan kali ini… kamu bakal pergi ke mana, Reivan?" tanyanya sambil menyeruput kopi es-nya.
Reivan tersenyum samar. "Belum tahu. Mungkin keliling kota. Atau tidur seharian."
"Kalau gitu… temenin aku jalan-jalan besok. Aku serius."
Reivan menoleh. "Sendirian?"
"Ya, berdua aja," jawab Aveline dengan pipi yang sedikit memerah. "Boleh, kan?"
Reivan menatapnya sebentar lalu mengangguk.
Dan dari kejauhan, seorang wanita dengan topi lebar—Selene—sedang duduk sendirian, tampak seperti membaca buku.
Namun, matanya tak pernah lepas dari Reivan.