Bab 53 – Membangun Imperium: Dana, Senjata, dan Kendali Teritorial
Setelah kekalahan diplomatik Rusia di Nigeria, hubungan antara keluarga Nava dan keluarga Melon semakin solid. Mereka menyadari bahwa pengaruh tidak bisa hanya dipertahankan dengan propaganda dan politik. Dibutuhkan kekuatan nyata—mesin, senjata, dan dominasi wilayah.
Pertemuan tertutup diadakan di sebuah resor milik keluarga Melon di Seychelles. Di ruangan yang dijaga ketat, hadir langsung Arvid Nava, Wiliam Nava, Lyra Nava, dan Samuel Melon bersama tiga eksekutif senior yang mengatur cabang-cabang investasi keluarga Melon di sektor logistik dan militer.
> "Tujuan kita jelas," ujar Samuel sambil menunjuk layar proyektor digital. "Stabilkan seluruh kawasan Nigeria dan sabuk tengah Afrika dari pengaruh Rusia dan Cina. Kita buat benteng kapitalisme modern."
Arvid menambahkan, "Dan bukan hanya defensif. Kita akan mengontrol laut, udara, dan darat. Tidak ada satu drum minyak pun yang keluar tanpa izin kita."
Dalam waktu dua minggu, kesepakatan bernilai 2 miliar dolar AS ditandatangani antara konsorsium keluarga Nava-Melon dengan dua perusahaan raksasa pertahanan Amerika:
Lockheed Martin, untuk pengadaan 40 unit drone tempur berkecerdasan buatan, sistem radar lintas medan, serta 8 unit jet taktis tanpa awak.
General Dynamics, untuk pengiriman 60 kendaraan lapis baja modular, 20 sistem artileri mobile, dan 2 kapal patroli bersenjata lengkap untuk pengamanan jalur ekspor minyak dan gas di perairan Nigeria Selatan.
Pembelian dilakukan melalui perusahaan cangkang di Panama dan Belgia, dengan pelabelan "proyek pertahanan energi swasta" untuk menghindari sorotan media.
Sebagian armada tersebut akan langsung dioperasikan oleh kontraktor militer swasta yang selama ini menjadi mitra gelap keluarga Nava—termasuk perusahaan seperti Aegis Spectra dan Vexor Solutions. Sementara sisanya akan digunakan oleh pasukan elite yang telah dilatih secara khusus di luar Nigeria.
Pada saat yang sama, bitcapital mempercepat pendanaan untuk pembangunan pusat logistik berskala militer di Pelabuhan Lagos dan instalasi energi di sekitar sabuk minyak Delta Niger. Infrastruktur ini dirancang bukan hanya sebagai jalur ekonomi, tetapi juga sebagai benteng keamanan penuh sensor dan persenjataan ringan.
Pemerintah Nigeria, yang sudah "berkomitmen penuh" karena gelontoran dana dan suap dari aliansi Nava-Melon, memberikan izin eksplisit atas semua aktivitas ini. Dalam pidato publik, presiden menyebut proyek ini sebagai "revitalisasi keamanan dan teknologi pertahanan energi nasional."
Di media global, narasi disusun dengan presisi: bahwa ini adalah langkah strategis untuk menjaga stabilitas energi dunia dan memberantas kelompok teroris di wilayah Afrika Tengah.
> "Kita tidak hanya punya ladang minyak," kata Wiliam dalam pertemuan internal BitWhale. "Kita punya medan perang. Dan sekarang, kita yang atur aturan mainnya."
Sementara itu, di balik layar, beberapa agen Rusia dan Tiongkok yang masih tersisa di kawasan Nigeria mulai melaporkan hilangnya dukungan lokal. Salah satu laporan intelijen yang bocor menyatakan:
> "Mereka membeli negara ini. BitWhale dan mitranya bukan hanya perusahaan—mereka adalah sistem pemerintahan bayangan."
Keluarga Nava dan keluarga Melon menyadari satu hal penting: langkah ini bukan akhir dari pertempuran. Ini hanyalah awal dari dunia baru, tempat uang dan teknologi bukan lagi alat—tapi penguasa.
—