Bab 50 – Diplomasi Berbahaya: Manuver di Balik Panggung
Pemberontakan yang didanai oleh BitWhale segera menunjukkan dampaknya yang besar. Setelah dana besar digulirkan untuk mendanai kelompok separatis dan mafia lokal, serta menyuap sejumlah anggota polisi dan militer, ketegangan di Nigeria semakin meningkat. Sabotase terhadap fasilitas tambang dan kilang minyak BitCapital meluas, sementara kelompok separatis mulai mengambil alih wilayah strategis yang sebelumnya dikuasai oleh perusahaan.
Namun, yang lebih mencengangkan adalah respons internasional yang datang dengan cepat—terutama dari Rusia. Pemerintah Rusia, melihat ketegangan yang berkembang di Afrika sebagai peluang untuk memperluas pengaruh mereka, menawarkan bantuan diplomatik kepada Nigeria. Rusia menyarankan untuk memediasi negosiasi antara pemerintah Nigeria dan kelompok separatis yang mulai mendapatkan momentum di kawasan tersebut.
Namun, Arvid tahu bahwa kedatangan Rusia hanya akan memperburuk situasi. Kehadiran Rusia di kawasan ini bisa berarti ancaman baru bagi kendali BitWhale, dan bahkan keluarga Nava yang sudah lama beroperasi di kawasan Afrika. Jika Rusia berhasil mendapatkan jejak pengaruh di Nigeria, BitWhale akan kehilangan kontrol atas banyak sumber daya alam yang sangat dibutuhkan.
Dengan cerdik, Arvid memimpin manuver diplomatik yang lebih licik. Menggunakan pengaruh besar BitCapital, mereka menyuap beberapa pejabat tinggi Nigeria yang memiliki akses ke kementerian luar negeri dan hubungan internasional. Mereka berhasil meyakinkan pemerintah Nigeria untuk menolak kedatangan delegasi diplomatik dari Rusia. Para pejabat yang disuap menegaskan bahwa Nigeria akan lebih memilih untuk menyelesaikan masalah domestik mereka tanpa intervensi luar negeri, terutama dari negara yang selama ini dianggap sebagai pesaing geopolitik Amerika Serikat.
Rusia, yang merasa dipermalukan oleh penolakan tersebut, langsung bereaksi dengan kemarahan yang tersirat. Dalam rapat internasional yang digelar beberapa hari kemudian, perwakilan Rusia secara terbuka mengkritik keputusan Nigeria dan menuduh BitWhale sebagai penyebab utama ketidakstabilan kawasan. Meski tidak mengesampingkan kemungkinan kerja sama di masa depan, Rusia memutuskan untuk menarik diri dari diplomasi dengan Nigeria.
Namun, Arvid menyadari bahwa meskipun diplomasi ini berhasil untuk sementara, dampaknya akan jauh lebih besar. Rusia, yang merasa ditinggalkan, mulai mendanai beberapa kelompok yang lebih radikal—kelompok-kelompok yang sudah lama menentang dominasi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dalam mengeksploitasi sumber daya alam Afrika.
Seiring waktu, ketegangan semakin meningkat, dan terjadi pertempuran sporadis di berbagai wilayah. Sebuah jaringan mafia yang telah disuap oleh BitCapital mulai berselisih dengan kelompok separatis yang mendapatkan dukungan penuh dari Rusia. Sejumlah tembakan kecil-kecilan meletus di sepanjang perbatasan tambang dan kilang minyak BitWhale, dan meskipun pihak BitWhale telah memperketat keamanan, ancaman dari pihak luar semakin jelas.
Di kota-kota besar yang terpengaruh oleh konflik ini, beberapa fasilitas yang didirikan oleh BitWhale dan BitCapital turut menjadi sasaran amukan massa. Kekacauan sosial semakin sulit dihindari, dan situasi mulai berubah menjadi pertempuran terbuka antara kelompok mafia yang dilatih oleh BitWhale dan pasukan lokal yang terlibat dalam permainan ini. Polisi dan militer yang disuap juga mulai terlibat dalam bentrokan dengan kelompok separatis, sementara pendanaan Rusia semakin memperburuk keadaan.
Wiliam memantau situasi ini dari markas BitWhale, bersiap untuk setiap kemungkinan yang terjadi. Namun, ia juga menyadari bahwa meskipun mereka bisa mengendalikan banyak hal di lapangan, dampak politik dari ketegangan ini akan semakin merambah ke dalam keseimbangan global.
Arvid, yang cenderung lebih pragmatis, menginstruksikan timnya untuk mengalihkan perhatian ke pertahanan strategis yang lebih baik. Mereka mengirimkan pasukan privasi dan memperkuat operasi keamanan di seluruh fasilitas penting di Nigeria. Namun, ia tahu bahwa kemenangan mereka dalam aspek bisnis dan sumber daya bisa segera dibayar dengan harga yang sangat mahal.
Di sela-sela ketegangan ini, Lyra berdiri di depan layar holografik, memperhatikan seluruh perkembangan dengan wajah yang serius.
> "Kita bisa mengendalikan kekacauan ini, tetapi kita harus berhati-hati. Rusia bukan negara yang mudah dipermainkan. Mereka akan terus mendanai kelompok-kelompok ini, dan jika kita tidak merespons dengan bijak, kita bisa terjebak dalam pertempuran yang jauh lebih besar."
Arvid memikirkan kata-kata Lyra. Memang, dalam dunia di mana kepentingan ekonomi, politik, dan kekuasaan bersaing, mereka harus selalu siap untuk segala kemungkinan. Sementara itu, Nigeria masih terjebak dalam ketegangan internal—dan BitWhale harus berusaha sekuat tenaga untuk menjaga stabilitas mereka di kawasan yang penuh dengan ketidakpastian ini.
---