WebNovels

Chapter 4 - Bab 4: Pengungkapan Tersembunyi – Mereka di Balik Nama Satoshi Nakamoto

Bab 4: Pengungkapan Tersembunyi – Mereka di Balik Nama Satoshi Nakamoto

Setelah berbulan-bulan berdiskusi tentang konsep revolusioner mereka—sebuah mata uang digital yang tidak bergantung pada lembaga keuangan atau pihak ketiga—Milimnava, Wiliam James, dan Arvid Lane mulai merasa bahwa ide mereka semakin dekat dengan realisasi. Namun, mereka tahu bahwa langkah berikutnya haruslah sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang bisa menjangkau dunia luar dan menarik perhatian orang-orang yang mungkin berpikir serupa.

Mereka berada di apartemen sederhana mereka di New York, duduk mengelilingi meja makan yang penuh dengan catatan dan diagram, bertukar gagasan tentang bagaimana cara terbaik untuk memperkenalkan konsep mereka kepada dunia. Milimnava, yang memiliki latar belakang dalam matematika dan kriptografi, mengusulkan untuk mengambil langkah besar yang bisa membuat ide mereka lebih dikenal.

"Semua yang kita buat sejauh ini hanya ada di kepala kita. Apa yang kita butuhkan sekarang adalah lebih dari sekadar diskusi. Kita butuh orang lain yang memahami ide ini dan tertarik untuk mengembangkannya," kata Milimnava, menghadap laptop dengan layar yang menampilkan berbagai forum dan mailing list kriptografi yang mereka telusuri. "Kita perlu membuat sebuah white paper, menjelaskan ide kita, dan mengirimkannya ke mailing list yang ada di dunia kriptografi."

Arvid, yang lebih berfokus pada aspek praktis dan keamanannya, memandangnya dengan penuh perhatian. "Maksudmu kita benar-benar mengirimkan ide ini ke dunia luar? Kita belum punya kode yang fungsional, dan kita tahu ini akan menarik perhatian banyak orang. Apakah kita sudah siap untuk itu?"

Wiliam James, yang lebih terfokus pada filosofi dan dampak sosial dari ide mereka, mengangguk. "Tapi bagaimana jika dunia tidak siap menerima ide ini? Atau jika mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang terlalu jauh dari kenyataan?"

Milimnava tersenyum tipis. "Kita tidak bisa terus menunggu. Jika kita hanya berpikir tanpa bertindak, ide ini akan tetap terjebak di dalam kepala kita. Kita harus mengungkapkan semuanya—secara anonim. Dengan cara ini, kita bisa melindungi identitas kita dan memungkinkan ide kita untuk berkembang dengan bebas."

Itulah saat pertama kali mereka mulai membicarakan nama yang akan mereka gunakan. "Apa yang kita perlukan adalah nama yang tidak terhubung langsung dengan siapa pun di antara kita," kata Milimnava. "Nama yang anonim, yang bisa mewakili visi kita tanpa mengungkapkan siapa kita sebenarnya. Seperti Satoshi Nakamoto—sebuah identitas yang tidak terikat pada satu orang, tetapi menjadi simbol dari ide itu sendiri."

Wiliam mengangguk setuju. "Satoshi Nakamoto... Tentu, itu terdengar sempurna. Tidak ada yang tahu siapa dia, tetapi semua orang tahu apa yang dia buat. Kita bisa mengirimkan white paper di bawah nama itu."

Akhirnya, mereka sepakat untuk membuat akun anonim dan mengirimkan white paper pertama mereka ke mailing list yang berfokus pada kriptografi. Di dalam dokumen tersebut, mereka menjelaskan ide dasar dari sistem yang mereka bayangkan—sebuah mata uang digital yang terdesentralisasi, yang memungkinkan transaksi antar individu tanpa bergantung pada bank atau lembaga keuangan lainnya. White paper itu juga menguraikan konsep dasar mengenai mekanisme konsensus dan kriptografi yang akan memastikan keamanan dan transparansi dalam sistem mereka.

Mereka menamai dokumen itu "Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System"—sebuah nama yang kelak akan menjadi simbol dari revolusi digital yang tak terduga. Mereka juga memutuskan untuk tidak mencantumkan nama asli mereka, melainkan menggunakan nama anonim "Satoshi Nakamoto" sebagai identitas pengirimnya, seperti yang telah mereka bicarakan sebelumnya.

"Ini adalah langkah besar," kata Arvid, memandang layar dengan penuh harapan. "Jika ini berhasil, kita tidak hanya menciptakan sistem mata uang baru, kita juga membuka jalan bagi teknologi yang bisa mengubah dunia."

Milimnava menatap layar, lalu mengklik tombol kirim. "Sekarang kita menunggu."

Tak lama setelah white paper itu dipublikasikan, dunia mulai terkejut. Beberapa minggu setelahnya, berbagai pengembang dan kriptografer yang tertarik mulai berdiskusi tentang potensi dari ide tersebut. Pesan-pesan di mailing list kriptografi mulai berkembang, dan banyak orang yang terinspirasi oleh konsep revolusioner ini. Mereka bertanya-tanya tentang bagaimana sistem itu akan berfungsi, dan bagaimana mereka bisa berkontribusi pada pengembangannya.

Namun, tidak ada yang tahu siapa Satoshi Nakamoto sebenarnya. Identitasnya tetap menjadi misteri. Beberapa spekulasi mulai bermunculan, tetapi tak ada yang benar-benar tahu apakah Satoshi adalah satu orang, kelompok, atau bahkan sebuah entitas yang tidak dapat dijelaskan.

Milimnava, Wiliam, dan Arvid melanjutkan pekerjaan mereka, mengembangkan sistem ini secara perlahan, sambil mempertahankan identitas mereka di balik nama Satoshi Nakamoto. Mereka tahu bahwa untuk membuat Bitcoin berhasil, mereka harus menjaga fokus pada teknologi dan filosofi di baliknya, bukan pada siapa yang berada di baliknya.

Dengan waktu, Bitcoin mulai mendapatkan perhatian lebih besar. Orang-orang mulai percaya bahwa ini bukan sekadar ide yang aneh. Mereka mulai melihat potensi dari sistem yang terdesentralisasi dan bagaimana hal itu bisa mengubah cara dunia bertransaksi.

Satoshi Nakamoto—sebuah nama yang tak dikenal, tetapi mewakili sebuah ide yang akan mengguncang dunia. Dan di balik nama itu, ada tiga orang yang diam-diam mengubah jalannya sejarah finansial: Milimnava, Wiliam James, dan Arvid Lane.

---

More Chapters