WebNovels

Chapter 2 - Chapter 2 Murid Tengil

Kelas X D mulai ramai setelah satu persatu siswa baru yang terdaftar dikelas ini memasuki ruangan kelas. 

Pandangan mereka tak lepas dari seorang laki laki duduk diatas meja belakang tepi jendela, murid itu nampak mengacuhkan yang lainnya saling mengenalkan diri mereka sebagai teman baru.

Seragam sekolah yang berantakan, tidak mempunyai dasi sekolah, rambut berwarna kuning berbeda dari murid lainnya.

Dan yang lebih mengherankannya lagi, dia dibilang murid yang pendek dari mereka semua. Tapi entah mengapa kepercayaan dirinya melebihi mereka yang berada dikelas ini.

"Ahhh, enaknya!"

Loid membuang nafasnya setelah puas merokok dikelas ini, ditambah dia menyimpan kotak kecil berisi rokok yang dibelinya.

Jelas pandangan semua teman sekelasnya sendiri dibuat heran oleh aksi tak terpuji darinya, hingga salah satu wanita dari mereka menegurnya.

"Siapa yang mengizinkanmu merokok dikelas? Apalagi ini area sekolah, itu sangat dilarang ditempat ini!"

Peringatnya tidak senang melihat aksi tak terpuji itu, merokok dikelas begitu santainya tanpa merasa bersalah melanggar aturan.

Loid menghentikan merokoknya, lalu melirik kearah suara yang menegunya. Loid kini sadar ternyata dia menjadi pusat perhatian bagi teman sekelasnya.

Sean dan Jack yang sedari tadi diam saja, ikut bereaksi melihat Loid menatap kearah mereka semua.

Didalam Jack dia berharap Loid mendapatkan karmanya, karena sudah melanggar aturan sekolah yang padahal dia sendiri melarangnya menggunakan ponselnya.

"Mampus kamu Loid!"

Tawa Jack didalam hati merasa menang apalagi yang menegurnya merupakan siswi terkenal akan kecantikannya itu.

"Ah aku lupa mengenalkan diriku, perkenalkan namaku Loid Willyson kalian bisa menyebutku tuan Loid!"

Loid memperkenalkan dirinya dihadapan mereka semua, Loid juga berasal dari SMP jauh dari kota ini.

Tentu Loid tidak mengenali mereka semua, apalagi mereka baru bertemu tak nyaman rasanya jika tidak berkenalan.

"Kamu...

Siswi wanita itu memerah padam merasa diacuhkan, lalu dia mengangkat tangannya hendak memukul murid kurang ajar itu.

"Eits, tidak kena!"

Ejek Loid dengan mudah menangkap tangan halus dari wanita itu hendak memukulnya, bahkan Loid mencengkramnya lebih kuat untuk memberinya peringatan.

"Awwh, lepaskan aku!"

Ringisnya menahan sakit tangannya terasa kaku dicengkram olehnya.

"Harus kau ingat, kalian juga jangan macam macam denganku jika tidak ingin aku jadikan samsak tinjuku!"

Ancam Loid memberi mereka peringatan keras, lalu Loid melepaskan cengkramannya.

Semua murid kelas X D bergidik ngeri mendapat ancaman dari murid itu, meski mereka memiliki tubuh lebih besar bahkan lebih tinggi dari Loid.

Tetap saja naluri mereka mengatakan satu hal, yaitu.

"Jangan ganggu murid itu!"

Mereka semua mengangguk berulang kali seperti seekor ayam mematuk umpan, mereka kini sadar untuk tidak mencari gara gara melawannya.

"Lah mereka juga takut?"

Jack menggertakan giginya lantaran semua teman sekelasnya mendadak takut dan menghormati Loid.

"Badan saja yang besar menghadapi Loid saja takut!"

Jack sadar ternyata Loid bukan sembarang orang, meski hanya keterbatasan tubuh tapi mampu membuat seisi kelas menjadi ajudannya.

"Hei Loid jangan pikir kamu bisa memerintah kami semaunya, ingat sekolah ini bukan milikmu!"

"Jadi kami tidak ada hak untuk takut dengan ancamanmu itu!"

Rupanya wanita tadi yang bernama Elara Rasprynta, putri tunggal dari salah satu konglomerat kota Kyora. Elara tidak takut menghadapi Loid, dia punya kuasa untuk menghadapinya.

Berbeda dengan yang lain, Sean sejak tadi diam segera menutup matanya berusaha tidur menghindari keributan.

Jack dan lainnya meneguk ludah mereka dengan ngeri, bagaimana bisa Elara dengan lantang berani menegur Loid.

"Bruak!"

Loid yang sedari tadi duduk dikursinya, dengan kencang menendang meja didepannya itu hingga terpelanting keras dilantai.

Seisi kelas sontak sangat terkejut mendengar suara keras dari tendangan kuat dari Loid, tak cuma itu mereka dengan jelas melihat meja yang ditendang Loid menjadi retak.

"Aku hanya memberi peringatan kepada kalian bukan berarti aku harus menghajar kalian semua!"

Ucap Loid dingin menatap mereka semua sembari menyilangkan kakinya duduk dikursi.

"Gluk!"

Elara yang tadi sangat berani, kini mendadak menciut menyaksikan meja yang yang ditendang Loid mampu terbang keatas sebelum akhirnya jatuh kelantai.

Elara bisa membayangkan jika tendangan Loid mengenai dirinya, maka sudah dipastikan dia akan terbang terlempar jauh bahkan koma setelahnya.

"Ummm, maafkan aku!"

Elara meminta maaf terbata bata sambil menundukkan kepalanya takut menatap Loid.

Elara sadar meski Loid hanya murid biasa nan rendah itu, ternyata mempunyai kekuatan yang mengerikan. Elara tidak mau dirinya menjadi kemarahan bagi Loid, mengingat dia seorang wanita pastinya dengan mudah dilumpuhkan.

"Tidak perlu, kalian hanya perlu tutup mulut saja dihadapan semua guru jika aku membawa banyak rokok!"

Loid tak terlalu memperdulikan wanita bernama Elara itu, Loid berdiri dan membenarkan meja yang dia tendang barusan.

Semua teman sekelas lainnya segera berhamburan menuju tempat duduk mereka, mereka takut berhadapan sosok kecil namun ganas itu.

Begitupun dengan Elara, dia duduk tepat didepan barisan tempat duduk Loid. Jantung Elara deg degan jika Loid marah maka dia akan terpental terkena amukannya.

"Aduh, kok bisa duduk disini sih?"

Panik Elara sambil mengintip Loid yang duduk santai dimeja belakangnya, buru buru Elara menghadap kedepan takut dilihatnya.

Semua teman sekelas lainnya, terutama para wanita merasa iba terhadap Elara yang sial harus duduk tak jauh dari Loid.

"Hati hati Elara jika Loid bersikap kasar padamu, kami akan melaporkannya kepada guru lainnya!"

Bisik salah satu teman Elara, Dini seorang wanita tak kalah cantik dari teman sekelasnya itu.

"Diam kamu, Din!" Dengus Elara frustasi harus satu barisan dengan Loid yang duduk paling belakang.

Tak lama terdengar suara langkah kaki dari luar kelas!

"Tap! Tap! Tap!"

Muncul wanita muda cantik dengan kaca mata bulat diwajahnya, wanita muda itu memasuki kelas dengan anggun.

"Selamat pagi anak anak!"

Rupanya dialah yang akan menjadi wali kelas XI D, dengan pengalamannya sebagai guru yang masih muda.

"Pagi!"

Sahut semuanya antusias tak sabar memulai belajar mereka, terutama kalangan laki laki mereka tambah semangat jika yang mengajar wanita yang cantik mana masih muda.

"Waw, guru yang mengajar hari ini ternyata masih muda mana cantik lagi, hehe!"

Tawa Jack tidak berkedip menatap wali kelas barunya itu.

"Itu yang disana ngapain senyum senyum sendiri?"

Wanita muda cantik yang berfrosesi sebagai wali kelas XI D, dimana dia memiliki nama Clara Carmelia itu menatap salah satu siswanya yang bersikap tak sopan.

"Waduh, pakai ketahuan segala lagi?" 

Jack sangat panik aksinya ketahuan basah, mau tak mau Jack harus segera mencari alasan lain.

"Maju kedepan kelas dan berdiri didepan papan tulis hingga jam pelajaran pertama selesai!"

Clara memberi hukuman kepada murid bernama Jack itu untuk mengatur tata sopan santunnya saat berada dikelas.

Mau tak mau Jack maju kedepan kelas dan berdiri didepan papan tulis dengan raut wajah jelek. Niat hati terpesona dengan kecantikan guru yang akan mengajarnya, malah berakhir seperti ini.

"Makanya jadi orang jangan kepedean Jack!"

Timpal salah satu lainnya, menertawakan Jack mendapat hukuman seperti itu.

"Yang bicara disana juga ikut gabung berdiri disana!"

Clara menunjuk murid yang berbicara menyindir Jack itu, dan kembali menunjuk disamping Jack untuk ikut berdiri.

"Sial, baru sehari masuk sekolah sudah mendapat hukuman langsung!"

Batinnya terpaksa berdiri disamping Jack dengan wajah gusar.

"Prooott!"

Saat hendak memulai pelajaran pertama, dimana Clara mengajar ilmu pengetahuan alam alias IPA. Terdengar suara bom yang nyaring menghentikan dirinya hendak memulai pelajaran.

Clara melotot tajam kesemua muridnya, siapa yang tak sopan kentut didalam kelas mana suaranya seperti bom dahsyat.

"Siapa yang kentut dikelas? Jawab!"

Semua murid seketika hening tak bersuara mendengar suara lantang dari wali kelas mereka.

"Dia bu!"

Tunjuk Loid kepada wanita yang duduk didepannya, tak lain Elara.

"Bu- bukan saya... 

"Dia memfitnah sa-

"Berdiri disamping teman temanmu itu!"

Clara menunjuk disamping Jack masih ada yang kosong, mempersilahkan gadis itu berdiri menemani dua teman sekelasnya berdiri.

"Ba- baik bu!"

Elara bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kedepan kelas sembari melotot tejam kearah Loid yang menunjuk pelakunya.

"Dasar, main tuduh aja!"

Kesal Elara berdiri disamping Jack dan Boy, murid yang mengejek Jack tadi.

"Kalian bertiga baru saja saya mengajar dikelas ini sudah membuat ulah, bagaimana nanti terus kedepannya?"

"Silahkan berdiri sampai jam istirahat tiba, dan jangan buat masalah lagi jika tidak mau hukuman kalian bertambah berat!"

Clara memarahi ketiga muridnya itu, Clara menggeleng kepalanya baru sehari dia memulai mengajar bagi siswa baru sudah seperti ini.

"Prrfff!"

Loid menahan tawanya melihat ketiga orang itu berdiri didepan kelas, terutama Elara dia menunjuknya sebagai pelaku karena sebenarnya dia sendiri sakit perut secara tiba tiba.

"Hampir saja aku kebelet!"

Lega Loid tanpa merasa bersalah menunjuk Elara menyelamatkan dirinya saat genting gentingnya, Loid tidak lagi merasa sakit perut setelah menonton tiga orang dimarahi oleh guru wanita cantik tapi kejam nan galak itu.

More Chapters