WebNovels

Chapter 2 - Chapter 2: Menyelami Dunia Baru

Melayang di udara, aku masih mencoba memahami situasi yang benar-benar gila ini. Dunia ini terlalu nyata untuk sekadar mimpi, dan dengan keberadaan bajak laut tadi, kemungkinan besar ini benar-benar dunia One Piece.

"Oke, tarik napas... Tenang... Gue—eh, aku bisa menghadapi ini. Aku punya Creative Mode. Aku punya Cheat Mode. Aku nggak akan mati konyol di sini."

Aku mulai terbang lebih tinggi, mengamati sekeliling dari atas. Pantai tempatku terdampar hanya bagian kecil dari sebuah pulau yang cukup besar. Ada hutan lebat, perbukitan, dan di kejauhan, sebuah desa kecil. Beberapa kapal kecil tampak tertambat di dermaga sederhana.

"Kalau ini dunia One Piece, aku harus tahu di mana tepatnya aku berada. Kalau aku salah langkah, bisa-bisa langsung ketemu monster laut atau bajak laut gila."

Aku membuka inventory dan mengambil peta. Begitu aku memegangnya, peta itu langsung terisi secara otomatis, menampilkan garis pantai dan bentuk pulau ini. Tapi tetap saja, tanpa tanda atau nama, aku tidak tahu pulau apa ini.

"Tunggu, kalau aku punya Creative Mode, seharusnya aku bisa menggunakan perintah."

Aku mencoba berpikir dan berkata, "/locate village" dalam hati. Tidak ada respons.

"Hmm... mungkin ini bukan game sepenuhnya. Kalau gitu, aku harus cari tahu sendiri."

Aku mulai terbang ke arah desa. Udara terasa segar, dan angin laut menerpa wajahku. Terbang dengan Fly Mode memang luar biasa. Aku bisa mengontrol arahku hanya dengan kemauan sendiri. Aku menambah kecepatan, dan dalam hitungan detik, aku sudah berada tepat di atas desa.

Dari atas, aku melihat orang-orang berjalan-jalan, beberapa berjualan di pasar kecil, sementara anak-anak berlarian bermain. Desa ini terlihat damai, tidak ada tanda-tanda kekacauan seperti serangan bajak laut.

Aku turun perlahan dan mendarat di gang kecil di antara rumah-rumah kayu. Begitu kakiku menyentuh tanah, aku langsung menarik napas dalam-dalam.

"Baiklah, sekarang aku harus cari informasi."

Aku berjalan perlahan menuju pasar. Beberapa orang melirikku, mungkin karena pakaianku yang aneh. Aku masih mengenakan kaus dan celana pendek dari dunia asalku, sangat kontras dengan pakaian penduduk desa yang lebih tradisional.

Aku mendekati seorang pria tua yang duduk di depan warung kecil. Dia terlihat ramah, jadi aku mencoba bertanya.

"Permisi, Pak. Aku baru datang ke sini dan tersesat. Bisa kasih tahu ini pulau apa?"

Pria tua itu mengelus janggutnya dan menatapku dengan penasaran. "Kau dari luar pulau ini? Ini Pulau Dawn, Nak. Kalau kau tersesat, sebaiknya berhati-hati. Ada bajak laut yang sering muncul di sekitar sini."

Mataku langsung melebar. Pulau Dawn?!

Itu berarti aku berada di East Blue... dan jika ini benar-benar Pulau Dawn, maka...

"Pak, apakah ada desa lain di pulau ini?"

"Oh, tentu. Ada Desa Foosha di seberang hutan. Hanya beberapa jam berjalan kaki dari sini."

Desa Foosha?! Desa tempat Luffy dibesarkan?!

Aku menahan napas. Ini berarti aku ada di timeline ketika Luffy masih kecil! Jika dia baru berumur lima tahun, maka kemungkinan besar Garp sering datang ke sini. Dan kalau begitu... Shanks dan kru Akagami pasti belum datang ke desa itu.

"Aku harus memastikan ini!"

Aku mengangguk pada pria tua itu. "Terima kasih, Pak!"

Tanpa membuang waktu, aku berlari keluar dari desa dan menuju hutan. Aku bisa saja terbang, tapi aku ingin melihat keadaan sekitar. Siapa tahu aku bisa menemukan sesuatu yang berguna.

Aku mengambil pedang berlian dari inventory dan menggenggamnya erat. Jika dunia ini berbahaya seperti di anime, aku harus siap menghadapi ancaman kapan saja.

Hutan di depanku terlihat lebat dan gelap. Pepohonan besar menjulang tinggi, sementara suara burung dan binatang liar terdengar dari dalam. Aku menelan ludah.

"Oke... perjalanan dimulai."

Aku melangkah masuk ke dalam hutan, menyadari bahwa ini bukan sekadar petualangan biasa. Ini adalah awal dari perjalanan panjang di dunia yang benar-benar baru.

More Chapters