WebNovels

Chapter 12 - Mencuri Gema

Aku tiba,

Bukan di halaman yang meneduhkan, aku tiba di rongga yang berdebu, tempat udara dari sisa napas yang pernah ditinggalkan seseorang.

Lorongnya memanjang seperti usus yang menolak mencerna kedatanganku.

Menggeliat perlahan, membiarkanku berjalan tanpa benar-benar diterima.

Di dalamnya,

atap bukan lagi pelindung. Meski asbes kelihatannya mengayomi, ia menjelma seperti kulit tipis yang retak perlahan, dan membocorkan sisa-sisa ingatan yang tersiksa dalam tanah.

Tak kutemukan cahaya mengintip.

Hanya semburat remang seperti lilin yang keliru dinyalakan pada pemakaman yang salah.

Aku menyentuh dinding lorong yang berlumuran darah, rasanya seperti menyentuh tubuh yang melepuh, kering, rapuh, dan bergetar seperti kerongkongan yang menahan muntah.

Fentilasi tersenyum dengan miring,

Menggenggam benda-benda yang makin usang.

Yang sudah lama mati, tapi tetap dipajang.

Agar terlihat seolah ada yang bertahan.

Langit-langitnya menjuntai seperti luka dalam yang dibiarkan mengering sendiri.

Dan aspalnya terasa seperti kulit terbakar yang mengelupas setiap kulangkahi.

Sungguh, aku hanya mencari celah,

Bukan untuk kabur,

Hanya untuk mencuri sepercik hangat yang mungkin tertinggal seperti air di kubangan usang.

Namun yang kutemukan hanyalah retakan.

Yang menelanku perlahan seperti sumur yang lupa memancarkan gema.

More Chapters