Perjuangan itu melelahkan.
Setiap hari, kamu berhadapan dengan dunia yang menuntut lebih, cepat, sempurna.
Tuntutan itu bisa membuatmu ragu, frustrasi, bahkan ingin berhenti.
Namun di tengah semua itu, ada ruang kecil yang selalu tersedia—ruang untuk berhenti sejenak, bernapas, dan menemukan kedamaian.
Kedamaian bukan berarti menyerah atau berhenti berjuang.
Kedamaian berarti menerima proses, memahami bahwa perubahan yang besar jarang instan, dan memberi hati waktu untuk menyesuaikan diri.
Menemukan kedamaian berarti menerima kelelahanmu tanpa merasa bersalah.
Artinya tetap berbuat baik walau tidak ada yang melihat, tanpa menyiksa diri dengan rasa harus sempurna.
Artinya memelihara hatimu, walau dunia menekan dan menuntut.
Di kedamaian itulah kamu menemukan kekuatan baru.
Kamu bisa melangkah tanpa terbebani.
Kamu bisa berbuat baik tanpa merasa sia-sia.
Kamu bisa tetap manusiawi, meski dunia tampak keras dan acuh.
Kedamaian bukan hadiah.
Ia adalah hasil dari pilihan: memilih untuk tetap teguh, memilih untuk peduli, memilih untuk jujur, bahkan saat semua terasa sulit.
Ia muncul ketika kamu berhenti mengukur setiap langkah dengan pengakuan orang lain, dan mulai menghargai setiap tindakan kecil yang kamu lakukan untuk dunia dan dirimu sendiri.
Dalam kedamaian itu, kamu sadar: perjalanan ini bukan hanya tentang mengubah dunia.
Ia juga tentang bagaimana dunia mengubahmu—menjadi lebih tegar, lebih bijak, lebih manusiawi.