WebNovels

Chapter 1 - Bab 1: Devan Alexsander

"Annhh~"

"Sial, itu sangat nikmat sekali."

*Tok* *Tok* *Tok* 

"Abang bangun" 

Devan yang sedang bermimpi indah itu tiba tiba terbangun kerana keributan di luar kamarnya.

"Hmmm... lagi lagu cuma mimpi." 

Saat dia meraba bahagian bawahnya dia merasakan sesuatu yang basah di sana dan bergumam.

"Ck, ck basah lagi, sepertinya aku sudah terlalu lama jomblo dan sering bermimpi bercinta dengan seorang gadis cantik!"

"Abang ih cepat bangun udah mau siang ini~" 

Tiba tiba dia tersadar dari pikiranya saat ada seseorang yang mengetok pintu kamarnya dan memanggilnya. 

"Iyaa dek abang udah bangun ini." 

"Yaudah, cepat bangun dan mandi, nanti ketiduran lagi."

"Iya iya dek, cerewet banget sih!" teriak Devan dari dalam kamarnya. 

"Hmph! awas aja kalau sampai tertidur lagi." 

"Devan yang masih berbaring malas di tempat tidurpun mendengar gerutuan sang adik perempuanya yang berada di luar kamarnya.

" Lagi lagi seperti biasa sangat membosankan, bangun pagi, kerja lembur tak ada yang spesial.

Dia pun bangu dan merapikan tempat tidurnya sebelum mandi.

...

15 menit kemudian. 

Begitu dia selesai mandi dan berpakaian rapi dan dia keluar dari kamarnya dan berjalan turun ke lantai satu, di sana dia melihat adik perempuan nya yang selalu cantik sedang mengenakan pakaian seragam SMA dan memasak di dapur, namanya adalah Bella Nalysa, 18 tahun, masih bersekolah SMA kelas dua. Dia pun mendekat dan berdiri di belakang nya. 

"Dek, apa kamu butuh bantuan?" 

"Ihh abang kenapa tiba tiba di situ, kaget tau..." seru Bella yang kaget saat tiba tiba ada suara abangnya di belakang nya. 

"Hmph..! untung aja gak ku pukul pake spatula."

"Emang kamu tega mukul abang kamu hmmm" Devan tersenyum tipis saat berbicara.

"Udah ah sana tungguin aja di meja makan, ganggu aja tau" Bella menjawab dengan cemberut.

"Iya adek ku Bella yang cantik hehehe" goda Devan sebelum pergi.

"Hmph!!!" 

Bella mendengus lalu tersenyum tipis dengan wajah yang sedikit merah.

...

10 menit kemudian.

Saat di meja makan Devan bertanya "dek apa uang saku sama belanja masih ada?" 

"Masih ada sisa bang" jawab Bella setelah menelan makanan yang ada di mulutnya.

"Hmmm... seperti biasa masakan adik ku yang cantik memang sangat enak" puji Devan setelah selesai sambil tersenyum. 

Wajah cantik Bella pun sedikit memerah.

...

Setelah mereka selesai makan dan mencuci piring.

Saat Devan hendak berangkat bekerja dia memanggil Bella "Dek sini dulu" 

"Kenapa bang? Bukan nya abang udah mau telat iya" Bella bingung saat abang nya memanggilnya.

Devan pun mengeluarkan uang 100 rb an 2 lembar dan memberikan nya kepada Bella.

"Ini ambil buat jajan nanti, pas abang udah pulang kerja kita belanja kebutuhan rumah. 

" Makasih bang, abang memang terbaik deh" Bella tersenyum dan memeluk abang nya. 

"Devan tersenyum saat adiknya memeluknya, dia pun membalas pelukan adik perempuan nya itu, mereka adalah yatim piatu orang tua mereka meninggal kerana kecelakaan mobil saat pulang bekerja dan Bella adik perempuan nya adalah adik tiri anak dari ibu tirinya, ibu kandung Devan meninggal saat dia masih kuliah dan ayahnya menikah lagi dengan ibu tirinya yang bernama Sintia Duwi. Setelah pernikahan mereka berjalan hampir dua tahun pernikahan mereka mengalami kecelakaan mobil saat pilang kerja. 

" Udah sana berangkat nanti telat dek" Devan pun melepaskan pelukan nya. 

"Hmmm... Ya udah aku berangkat dulu bang, kamu juga berangkat hati hati bang di jalan kalo moto motoran" Bella pun berjalan pergi sambil melambaikan tangan nya.

"Kamu juga hati hati dek" 

Devan pun berangkat kerja mengunakan motor PCX nya.

...

Setelah sampai di kantor saat hendak absen, dia mendengar suara wanita dingin berkata padanya. 

"Kamu telat lagi Devan, kerja udah gak benar sering telat lagi, apa kamu kira kamu bos datang seenaknya kapan aja, hmph..." 

Devan pun berbalik dan melihat wanita cantik dengan tubuh seperti gitar spanyol, dia mengunakan kameja putih dan jas hitam dengan rok pendek serta stocking hitam" di tubuhnya yang hampir membuat setiap pria yang melihatnya meneteskan air liur.

Dia adalah manager tim tempat dia bekerja di perusahaan, namanya adalah Alexa Buana yang berumur sekitar 27 tahun, 2 tahun lebih tua dari Devan dan Alexa sendiri dari keluarga orang kaya yang orang tuanya mempunyai kekayaan milliaran. 

"Maaf bu Alexa, tadi saya terjebak macet di jalan" Devan pun berkata dengan nada lembut sambil tersenyum dan menambahkan, "saya juga telat cuma lima menit." 

"Yang namanya telat ya telat gak peduli berapa menit kamu telat dan alasan kenapa kamu telat." 

"Kamu ini sebenarnya niat kerja gak sih? Kerja udah gak benar, gak punya disiplin, sekarang kamu ikut ke ruangan saya" jawab Alexa dengan marah merana menurutnya Devan ini tidak ada niat kerja.

"Hmmm.... iya bu Alexa saya benar benar minta maaf, saya gak bakal ngulangin lagi" Devan menundukan kepalanya dan minta maaf pada manager cantik itu. 

"Kamu sudah mengulang kalimat itu berulang kali, saya sudah bosan mendengarnya, cepat datang ke ruangan saya" jawab Alexa sambil berjalan pergi ke ruangan nya. 

Devan pun menghela nafas lega saat dia melihat manager cantik itu pergi, dia absen kedatangan. Setelah itu dia pergi ke meja kerjanya untuk menaruh tas kerja di sana dan bergegas pergi ke ruangan menager cantik itu. 

Dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi kali ini, tapi dia berusaha bersabar dengan sifat dingin dan suka marah marah manager cantik itu agar tidak membuatnya marah. 

...

Setelah sampai di ruangan manager cantik itu, dia melihat manager cantik itu sedang berkerja sampil memandang komputer dengan serius, wajah cantik dan dingin itu membuatnya terpesona sejenak sebelum tersadar saat si pemilik tau kalau dia sedang memandang nya dengan wajah ahego.

"Apa sudah puas melihatnya?" tanya Alexa dengan dingin. 

"M.. maaf bu alexa, S.. saya tidak~" sebelum Devan selesai bicara dia disela oleh manager cantik itu.

"Hmph... semua pria sama saja, cepat ambil berkas itu dan buat laporan, hari ini harus selesai" Alexa berkata dengan dingin dan kembali fokus pada pekerjaan nya. 

"A.. apakah S...semuanya bu alexa" Devan terbenggong saat melihat semua berkas menumpuk itu.

"Iya iya lah, terus siapa yang mau ngerjain sisanya kalau gak semuanya, saya sangat sibuk dan yang lain nya juga ada pekerjaan cuma kamu yang menganggur" jawab Alexa dengan dingin dan sinis.

Sepertinya aku harus lembur lagi dan tidak bisa belanja bersama adik ku yang cantik" fikir Devan saat melihat semua berkas itu.

" Iya bu Alexa saya akan menyelesaikan nya hari ni juga" dia buru mengambil semua berkas itu dan pergi dari ruangan manager cantik dan dingin itu. 

...

Saat Devan istirahat makan siang dia menghubunggi adiknya yang cantik. 

"Hello bang, kenapa kamu nelfon aku" jawab Bella melalui telfon.

"Dek, kayaknya nanti abang lembur lagi deh. Soalnya kerjaan numpuk"

"Ohh.. gak apa apa kali bang biasa juga lembur, emangnya kenapa?" jawab Bella binggung.

"Kamu bisa belanja sendiri gak, nanti abang transfer uangnya, gak usah banyak banyak biar gak repot bawanya." 

"Iya gak repot kok, biasanya juga belanja sendiri kan" Bella berkata dengan nada sinis.

"Maaf ya dek, nanti belanja bareng kalau abang lagi libur deh" Devan berkata dengan nada bersalah. 

"Iya gapapa kok bang, yaudah udah dulu ya aku udah mau masuk kelas nih"

"Hmmm... Hati hati kalo pulang nanti" 

...

"Saat hendak pulang kerja Devan tiba tiba disuruh pergi ke ruangan manager cantik itu. 

" Bu Alexa kenapa anda memanggil saya?" tanya Devan dengan binggung. 

Manager cantik itu tiba tiba melemparkan berkas dan llaporang yang ada di meja itu kepadanya dan berkata dengan nada marah. 

"Kamu kerja benar benar gak becus, buat laporan aja masih sering gak benar. Kamu niat kerja apa tidak sih, kenapa tidak mengundurkan diri saja sekalian" 

Wajah Devan tiba tiba berubah gelap, manager cantik ini benar benar ketelaluan, andai saja aku bisa~" 

Tiba tiba di kepalanya muncul sebuah suara. 

[Ding!]

...

More Chapters