WebNovels

Chapter 5 - Bab 5. ten years on calm seas

POV: Shanks

It's been ten years since my encounter with Veldanava.

My crew remains the same twenty people as before. And I think that's enough. I don't need many hands on this ship—just reliable ones: a navigator, a helmsman, and a cook. Anything else would just be a burden.

These twenty people are no longer apprentices. They've officially become crew members of the Akagami pirate ship.

Granted, there hasn't been much change in their strength—most have only reached the basic level of Haki, a few have reached the intermediate level.

And of course, none of them possess Haoshoku.

Perhaps in this world, only I, Whitebeard, and Teach possess it.

Teach... heh.

I think it's only a matter of time before he betrays Whitebeard and calls himself Blackbeard.

The scenario may be different, but human nature doesn't change, even in this world.

I'm currently sitting in a tavern on the island that recently accepted my protection.

It's called Varen Island—a small, peaceful island with a village called Lunefall Village.

I take off my cloak and sword, enjoying the atmosphere like a commoner.

The tavern is bustling, filled with laughter and song. Since our arrival, the villagers have been celebrating nonstop.

Previously, this village was ruled by bandits. But now… they're free.

My group is handling everything—I haven't even had to intervene.

Even if there's a major threat, Ben Beckman alone is enough to handle it.

I haven't fought a single battle since coming to this world.

I haven't even drawn my Gryphon. But that doesn't mean I've forgotten my sword.

Sooner or later, I know, a clash with Whitebeard will come.

Maybe it's not out of hatred—but because the fate of two emperors of the sea can never be at peace for long.

You said my group's progress is slow.

Don't be mistaken.

This is normal.

Don't compare everyone to Luffy…

He's the main character in another world.

I'm just a pirate enjoying freedom.

I take a sip of my beer, looking out at the crowd. And I thought silently, Guy Crimson must have appeared and given himself a name after slaughtering the kingdom that summoned him, and joining Blue and Green as his servants. After that, he must have challenged Veldanava.

And after that, he would rise as the first Demon King, bringing balance to the world.

Meanwhile, a human named Rudra challenged him and instead became his friend.

The two figures now often hang out with Veldanava.

And from what I hear… soon, Milim will be born.

Milim's birth… and Veldanava's death.

The wheels of time continue to turn. This world is beginning to move towards the great story that has already been written.

I have no intention of interfering. But perhaps, I will seek Milim out someday—

And Veldanava's death too, well, let everyone have their own path, and if Veldanava calls me for help… I will not refuse.

An old friend is still an old friend.

It has been twelve years since I left my original world. There were still about 688 years before Veldora was sealed, and another 300 years before Rimuru's appearance.

That meant I had 988 years to prepare my group.

That was a long time…

I raised my glass and stood in the crowd.

"Give us another beer!"

A boisterous voice immediately greeted me.

"AYE AYE, SIR!"

I smiled, then shouted again:

"Hey! This will be our last drink today! Then we set sail!"

"Aye Aye, Okashira!"

Laughter erupted, glasses clinked.

Meanwhile, next to me sat a small boy, about six years old. His eyes lit up with innocent excitement.

"Shanks! When are you going to take me on an adventure?!"

I looked at him with a condescending smile, a teasing tone:

"You idiot… I don't need a weakling like you on my ship."

The boy pouted, clenching his fists.

"Then I'll be strong! Until you acknowledge me!"

From the end of the bar, Ben Beckman stared from behind his newspaper, puffing out a puff of cigarette smoke and smiling faintly.

Meanwhile, the crew members laughed loudly, slapping the table.

"Haha! You weak brat!"

"Weak brat!"

"Brat!"

The boy turned red and shouted:

"I'm not a brat, damn it!"

Laughter filled the tavern until late at night.

That night, their laughter echoed throughout Lunefall Village—before Shanks and his group set sail again for the open sea.

POV: Shanks

Sudah sepuluh tahun berlalu sejak pertemuanku dengan Veldanava.

Kelompokku masih tetap dua puluh orang, sama seperti dulu. Dan kurasa, itu sudah cukup. Aku tidak butuh banyak tangan di kapal ini — hanya orang-orang yang bisa diandalkan: navigator, juru kemudi, dan koki. Selebihnya hanya akan menjadi beban.

Dua puluh orang ini bukan lagi anak magang. Mereka sudah resmi menjadi awak kapal bajak laut akagami.

Memang, tidak banyak perubahan besar dalam kekuatan mereka — kebanyakan baru sampai pada tingkat dasar haki, beberapa sudah mencapai tingkat menengah.

Dan tentu saja, tak satu pun dari mereka memiliki Haoshoku.

Mungkin di dunia ini, hanya aku, Shirohige, dan Teach yang memilikinya.

Teach… heh.

Kupikir hanya masalah waktu sebelum dia mengkhianati Shirohige dan menyebut dirinya Kurohige.

Skenarionya mungkin berbeda, tapi watak manusia tidak berubah, bahkan di dunia ini.

Saat ini aku sedang duduk di sebuah kedai di pulau yang baru saja menerima perlindunganku.

Namanya Pulau Varen — pulau kecil yang damai dengan desa bernama Desa Lunefall.

Aku melepas jubah dan pedangku, menikmati suasana seperti warga biasa.

Kedai ini ramai, penuh tawa dan nyanyian. Sejak kami datang, para penduduk tak berhenti merayakan.

Sebelumnya, desa ini dikuasai oleh bandit. Tapi sekarang… mereka bebas.

Kelompokku yang menangani semuanya — aku bahkan belum perlu turun tangan.

Kalau pun ada ancaman besar, Ben Beckman sendirian sudah cukup untuk menanganinya.

Aku sendiri belum bertarung sekali pun sejak datang ke dunia ini.

Gryphon belum kuhunuskan sama sekali. Tapi bukan berarti aku melupakan pedangku.

Cepat atau lambat, aku tahu, bentrokan dengan Shirohige akan datang.

Mungkin bukan karena kebencian — tapi karena takdir dua kaisar laut tak akan pernah damai terlalu lama.

kau bilang perkembangan kelompokku lambat.

Jangan salah.

Ini normal.

Jangan samakan semua orang dengan Luffy…

Dia itu karakter utama di dunia lain.

Aku hanya bajak laut yang menikmati kebebasan.

Aku meneguk birku, memandangi keramaian.

Dan berfikir dalam diam saat ini Guy Crimson pasti sudah muncul dan menamai dirinya setelah membantai kerajaan yang memanggilnya dan bergabungnya biru dan hijau menjadi pelayannya setelah itu dia pasti menantang Veldanava.

Dan setelah itu dia akan bangkit sebagai Raja Iblis pertama, pembawa keseimbangan bagi dunia.

Sementara itu, manusia bernama Rudra menantangnya dan justru menjadi sahabatnya.

Kedua sosok itu kini sering berkumpul bersama Veldanava.

Dan dari apa yang kudengar… sebentar lagi, Milim akan terlahir.

Kelahiran Milim… dan kematian Veldanava.

Roda waktu terus berputar. Dunia ini mulai bergerak menuju kisah besar yang telah tertulis.

Aku tidak berniat ikut campur. Tapi mungkin, aku akan mencari Milim suatu hari nanti — .

Dan kematian veldanava juga yah biarlah setiap orang memiliki jalannya masing masing dan jika Veldanava memanggilku untuk bantuan… aku tidak akan menolak.

Kawan lama tetaplah kawan lama.

Sudah dua belas tahun sejak aku meninggalkan dunia asalku.

Masih ada sekitar 688 tahun sebelum Veldora tersegel, dan 300 tahun lagi sebelum munculnya Rimuru.

Itu berarti aku punya 988 tahun untuk mempersiapkan kelompokku.

Waktu yang panjang…

Aku mengangkat gelas, berdiri di tengah keramaian.

"Berikan bir lagi untuk kita!"

Suara riuh langsung menyambut.

"AYE AYE, SIR!"

Aku tersenyum, lalu berteriak lagi:

"Oi! Minuman ini akan jadi yang terakhir hari ini! Setelah itu, kita berlayar!"

"Aye Aye, Okashira!"

Tawa pecah, gelas beradu.

Sementara itu, di sebelahku duduk seorang anak kecil berumur sekitar enam tahun. Matanya menyala dengan semangat yang polos.

"Shanks! Kapan kau akan mengajakku berpetualang?!"

Aku menatapnya dengan senyum meremehkan, nada menggoda:

"Bodoh… aku tidak butuh bocah lemah sepertimu di kapalku."

Anak itu cemberut, mengepalkan tinjunya.

"Kalau begitu, aku akan jadi kuat! Sampai kau mengakuiku!"

Dari ujung bar, Ben Beckman hanya menatap dari balik koran, mengembuskan asap rokok dan tersenyum tipis.

Sementara para awak kapal tertawa keras, menepuk meja.

"Haha! Dasar bocah lemah!"

"Bocah lemah!"

"Bocah!"

Anak itu memerah wajahnya, berteriak:

"Aku bukan bocah, sialan!"

Gelak tawa memenuhi kedai hingga larut malam.

Malam itu, tawa mereka menggema di seluruh Desa Lunefall — sebelum Shanks dan kelompoknya kembali berlayar menuju lautan luas.

More Chapters