Bab 1 – Kebun yang Tidak Tidur
Malam di Desa Karangjati selalu sunyi setelah pukul sembilan.Namun di area perkebunan sawit milik PT Sumber Wening, suara aneh mulai terdengar saat langit benar-benar hitam.
Suara lonceng kecil.Suara ranting patah sendiri.Dan kadang… suara isakan perempuan di antara sela pohon-pohon sawit yang menjulang gelap.
Tak ada yang berani melewati kebun itu malam-malam. Bahkan satpam kebun pun hanya berjaga dari pos luar.
Suatu malam, Adit, seorang anak magang dari kota, nekat berjalan ke tengah kebun demi mencari sinyal.
"Cuma sebentar. Aku nggak percaya hal mistis."
Ia masuk melewati jalur utama.Langkahnya mantap.Namun sinyal tetap tak muncul.
Justru... jam tangannya mati.Dan seluruh tubuhnya mendadak terasa dingin, meski tak ada angin.
Saat ia hendak putar balik, terdengar suara:
"Kenapa kau masuk tanpa izin?"
Adit menoleh. Tak ada siapa pun.
Namun di antara semak-semak sawit, sebuah bayangan putih muncul perlahan.
Seorang wanita…Berpakaian kebaya lusuh, kakinya tak menyentuh tanah.Wajahnya samar, rambutnya panjang menutupi dada.Tangannya memegang arit berkarat.
Adit mundur, panik.Namun tiba-tiba, seluruh lampu senter dan ponselnya padam.Suara isakan wanita itu kini terdengar di belakang telinganya.
"Ini tanahku. Ini tubuhku. Ini darahku.""Dan kau akan jadi bagian dari pupuknya."
Keesokan paginya, warga menemukan arit tua tertancap di pohon sawit.Di bawahnya, sepatu Adit...Basah oleh darah segar.
Namun tubuhnya tak ditemukan.