Bab 2: Luka dan Rahasia
"Jangan mati…," bisik Alira sambil merapalkan mantra penyembuh kuno.
Tubuh sang ksatria bercahaya lembut. Darahnya berhenti mengalir. Dan untuk pertama kalinya, mata tajam itu terbuka—mata milik Kael, ksatria tertinggi kerajaan, yang tengah diburu karena menolak membantai kaum penyihir.
"Siapa kau…?" gumam Kael.
"Seorang yang seharusnya tak kau temui," jawab Alira, sambil menyeka keringatnya.
Hari-hari berlalu. Kael dirawat oleh Alira. Mereka bicara, tertawa, saling menjaga. Dan tanpa disadari, rasa tumbuh seperti bunga liar di tengah reruntuhan.
Tapi di luar sana, kerajaan mengirim pasukan ke hutan Aethria. Mereka mencium jejak sihir. Dan Kael tahu: jika mereka menemukan Alira, ia akan dibakar hidup-hidup.