WebNovels

Waktu yang Tersisa

GabriellaOlivia
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
113
Views
Synopsis
Bayu, seorang guru SMA yang kesepian dan kehilangan arah hidup, menemukan sebuah jam saku antik yang bisa membawanya ke masa lalu siapa pun yang ia temui dengan satu syarat: ia hanya bisa melakukannya sekali untuk setiap orang. Dengan kekuatan itu, Bayu memulai perjalanan menyusuri hidup orang-orang di sekitarnya muridnya, mantan kekasih, ibunya yang sakit, bahkan musuh masa kecilnya. Setiap perjalanan waktu membuka kisah, luka, dan harapan yang tak ia duga. Namun ketika ia mulai jatuh cinta lagi dan menemukan bahwa waktunya sendiri tersisa sangat sedikit… Bayu harus memilih: memperbaiki masa lalu orang lain atau menyelamatkan masa depannya sendiri?
VIEW MORE

Chapter 1 - Waktu yang Tersisa

✨ Sinopsis:

Bayu, seorang guru SMA yang kesepian dan kehilangan arah hidup, menemukan sebuah jam saku antik yang bisa membawanya ke masa lalu siapa pun yang ia temui dengan satu syarat: ia hanya bisa melakukannya sekali untuk setiap orang.

Dengan kekuatan itu, Bayu memulai perjalanan menyusuri hidup orang-orang di sekitarnya muridnya, mantan kekasih, ibunya yang sakit, bahkan musuh masa kecilnya. Setiap perjalanan waktu membuka kisah, luka, dan harapan yang tak ia duga.

Namun ketika ia mulai jatuh cinta lagi dan menemukan bahwa waktunya sendiri tersisa sangat sedikit… Bayu harus memilih: memperbaiki masa lalu orang lain atau menyelamatkan masa depannya sendiri?

🧭 Daftar Isi Cerita

Bab 1: Jam Saku Ayah

Bab 2: Satu Kesempatan

Bab 3: Arif yang Tak Pernah Tersenyum

Bab 4: Rumah Tanpa Ayah

Bab 5: Teman di Taman Senja

Bab 6: Yang Tidak Pernah Aku Katakan

Bab 7: Melihat Diriku

Bab 8: Waktu Terhenti

Bab 9: Orang Asing Bernama Dira

Bab 10: Dendam yang Memaafkan

Bab 11: Pilihan Terakhir

Epilog: Waktu yang Tersisa

🕰️ Bab 1: Jam Saku Ayah

Bayu, guru Bahasa Indonesia berusia 33 tahun, hidup dalam rutinitas sepi. Ayahnya meninggal seminggu sebelumnya, meninggalkan sebuah jam saku antik. Saat iseng membukanya, jarum jam berputar sendiri dan Bayu kehilangan kesadaran.

Ia terbangun di masa lalu, dalam kelas sekolah yang berbeda. Di sana ia melihat salah satu muridnya, Arif, sedang kecil—duduk menangis di pojokan sekolah dasar. Waktu hanya berjalan 15 menit, lalu Bayu kembali ke masa kini. Jamnya berdetak pelan kembali.

🕰️ Bab 2: Satu Kesempatan

Bayu mulai bereksperimen. Ia menyentuh jam itu sambil memikirkan orang tertentu, dan ia terbawa ke satu fragmen masa lalu orang itu. Tapi hanya sekali, tidak bisa diulang.

Bayu kini tahu: jam itu memberinya kesempatan satu kali ke masa lalu setiap orang—dan hanya untuk melihat, bukan mengubah.

🕰️ Bab 3: Arif yang Tak Pernah Tersenyum

Bayu menggunakan jam itu untuk menyelami lebih banyak masa lalu muridnya. Ia melihat bahwa Arif menjadi anak yang tertutup karena ibunya selalu membandingkan dengan kakaknya.

Bayu lalu mendekati Arif, memberinya kepercayaan dan menyelipkan pujian. Perlahan, Arif mulai terbuka. Sebuah senyuman pertama muncul di wajahnya setelah berbulan-bulan.

🕰️ Bab 4: Rumah Tanpa Ayah

Bayu pulang ke kampung halaman, membawa jam itu untuk melihat masa lalu ibunya. Ia melihat ibunya menangis seorang diri setelah ditinggal ayahnya pergi ke luar kota bekerja, bertahun-tahun tanpa komunikasi.

Bayu menyadari selama ini ia terlalu menyalahkan ibunya karena kesepian masa kecilnya. Ia pulang dan memeluk ibunya.

"Ma, aku nggak pernah bilang ini… tapi aku berterima kasih karena Mama tetap bertahan."

🕰️ Bab 5: Teman di Taman Senja

Di taman sore, Bayu bertemu perempuan asing bernama Dira. Mereka sering mengobrol santai, dan Dira menyukai puisinya.

Suatu hari, Bayu iseng memikirkan Dira sambil memegang jam. Ia melihat masa kecil Dira di panti asuhan, duduk menunggu seseorang yang tak pernah menjemputnya.

Bayu semakin dekat dengannya—dan perlahan jatuh cinta. Tapi ia menyimpan rahasia jam itu.

🕰️ Bab 6: Yang Tidak Pernah Aku Katakan

Bayu melihat masa lalu mantan kekasihnya, Laila, yang kini sudah menikah. Di sana ia menyaksikan alasan mereka dulu putus—hal-hal kecil yang mereka abaikan, ego yang terlalu keras, dan cinta yang tidak pernah selesai.

Ia menangis, bukan karena cemburu, tapi karena akhirnya memahami.

"Beberapa cinta memang ditakdirkan untuk tidak jadi milik kita... hanya jadi pelajaran."

🕰️ Bab 7: Melihat Diriku

Bayu penasaran: bisakah jam itu membawanya ke masa kecilnya sendiri?

Jawabannya: bisa. Ia melihat dirinya kecil menangis saat ulang tahun karena ayahnya lupa datang. Tapi ia juga melihat sisi ayahnya: bekerja keras, tertekan, dan kesepian.

Bayu berdamai. Ia memaafkan ayahnya.

"Maaf, Yah. Aku baru paham sekarang."

🕰️ Bab 8: Waktu Terhenti

Bayu mendadak pingsan. Dokter mengatakan ada kelainan di jantungnya. Waktunya di dunia nyata—tinggal kurang dari enam bulan. Ironis, ia bisa melihat masa lalu orang lain, tapi tak bisa melihat masa depannya sendiri.

🕰️ Bab 9: Orang Asing Bernama Dira

Dira membawa Bayu ke pantai kecil. Ia mengaku pernah tahu tentang jam saku itu. Dulu ayahnya juga memiliki benda serupa.

Bayu akhirnya menceritakan semuanya. Dira menangis dan memeluknya.

"Kalau kamu tidak punya banyak waktu... izinkan aku menghabiskan sisanya bersamamu."

🕰️ Bab 10: Dendam yang Memaafkan

Bayu bertemu musuh lamanya saat SMA yang dulu pernah merundungnya. Dengan jam itu, ia menyelami masa lalu orang tersebut dan melihat bahwa anak itu mengalami kekerasan dari ayahnya sendiri.

Ia tak lagi marah. Ia mengajak pria itu ngopi, dan mereka mulai berteman.

🕰️ Bab 11: Pilihan Terakhir

Jam itu mulai retak. Bayu hanya bisa menggunakannya sekali lagi. Namun, seorang anak kecil mendekatinya di taman, memanggil:

"Kakek?"

Bayu menyadari anak itu mirip Dira… dan dirinya. Ia memegang jam, memikirkan bocah itu—dan benar. Ia dibawa ke masa depan, melihat cucunya yang kesepian karena Bayu meninggal terlalu cepat.

🕰️ Epilog: Waktu yang Tersisa

Bayu kembali ke masa kini. Jam saku retak sepenuhnya. Ia tersenyum, lalu menulis surat panjang untuk masa depan. Beberapa minggu kemudian, ia wafat.

Dira membaca surat itu bersama anak mereka. Di akhir surat tertulis:

"Aku tak ingin mengubah masa lalu. Aku hanya ingin meninggalkan kenangan… yang tak lekang oleh waktu."

🎬 TAMAT

Cerita ini mengajarkan: waktu adalah hal paling berharga. Kita tak bisa mengulang, tapi bisa memilih untuk memberi makna pada setiap detiknya.