Langit semakin gelap saat Zhu Feng melangkah lebih dalam ke Hutan Lian. Udara di sekelilingnya dipenuhi kelembapan, aroma tanah basah bercampur dengan embusan angin dingin yang sesekali menyapu wajahnya.
Suasana di tempat ini mencekam, seolah-olah ribuan mata tak terlihat tengah mengawasi setiap gerakannya. Namun, Zhu Feng tetap berjalan tanpa ragu.
Setelah perjalanan yang cukup lama, suara gemericik air mulai terdengar di kejauhan. Sungai kecil mengalir di antara pepohonan yang menjulang tinggi.
Zhu Feng menghela napas, tubuhnya yang telah berlari jauh mulai merasakan kelelahan. Ia berjalan mendekati sungai, berlutut, dan menciduk air dengan kedua tangannya. Rasa dingin segera menyebar di tenggorokannya saat ia meneguknya perlahan.
Namun, di tengah ketenangan itu, bulu kuduknya tiba-tiba berdiri.
Perasaan aneh muncul di belakangnya—sebuah aura haus darah yang perlahan mendekat.
Zhu Feng tanpa ragu langsung berbalik, matanya tajam menatap ke arah bayangan di antara pepohonan.
Tak lama kemudian, makhluk itu keluar dari kegelapan.
Seekor serigala bertanduk.
Tubuhnya besar, lebih menyerupai singa, namun dengan kepala yang dihiasi tanduk melengkung. Mata merahnya menatap tajam, penuh dengan naluri membunuh.
Zhu Feng tetap diam, mengamati dengan saksama.
"Soul Tempering tahap awal..." gumamnya dalam hati. "Makhluk ini memiliki tingkat kultivasi yang sama denganku."
Namun, pengalaman dan naluri bertarungnya berbeda jauh.
Serigala bertanduk itu tiba-tiba mengeluarkan raungan rendah, dan tanpa aba-aba, tubuhnya melesat dengan kecepatan mengerikan.
Zhu Feng langsung bereaksi, tubuhnya bergerak ke kiri, menghindari serangan itu dengan lompatan cepat. Dalam gerakan yang sama, ia mencabut pisau tumpul di pinggangnya dan menusuk ke arah kepala serigala itu.
Namun—
Serigala bertanduk itu dengan lincah menghindar, lalu membuka mulutnya lebar.
—ROARRRR!!
Raungan itu meledak seperti gelombang suara yang menghantam tubuh Zhu Feng.
—BOOM!
Seluruh tubuhnya terpental keras, membentur pohon besar di belakangnya.
—KRAK!
Batang pohon itu retak, dan Zhu Feng merasakan darah panas mengalir keluar dari mulutnya.
"Kuat..." pikirnya.
Ia mengertakkan giginya, tangannya mencengkeram tanah, berusaha menahan rasa sakit yang menusuk dari seluruh tubuhnya.
Serigala bertanduk perlahan melangkah maju, matanya penuh keyakinan akan kemenangan.
Zhu Feng mengangkat kepalanya.
Matanya mulai memancarkan cahaya tajam.
Baru sekarang ia menyadari sesuatu—
Saat serigala bertanduk itu meraung, Qi di dalam tubuhnya berkumpul dan beresonansi dengan suara tersebut. Itu berarti, jika ia juga bisa memusatkan Qi dalam tubuhnya, ia mungkin bisa bergerak lebih cepat dan menahan efek raungan itu.
Serigala bertanduk kembali menerjang.
Zhu Feng menutup matanya sesaat, lalu mengambil keputusan dalam sekejap.
Ia memusatkan Qi ke kakinya.
—SWOOSH!
Tubuhnya bergerak lebih cepat dari sebelumnya.
Serigala bertanduk menerjang ke depan, tapi yang diserangnya hanyalah bayangan sisa.
—BOOM!
Tubuh besar serigala itu menghantam pohon di belakangnya, menciptakan lubang besar di batangnya.
Zhu Feng berdiri tidak jauh dari sana, matanya mulai berkilat.
"Berhasil..." gumamnya.
Serigala bertanduk bangkit dengan marah. Sekali lagi, ia mengeluarkan raungan mengerikan.
Namun kali ini, Zhu Feng tidak hanya diam menerima serangan itu.
Ia memusatkan Qi di seluruh tubuhnya.
—WHOOSH!
Aura samar mulai muncul di sekelilingnya.
Raungan itu menghantam tubuhnya seperti gelombang dahsyat, namun kali ini, ia tetap berdiri tegak, tidak terpental seperti sebelumnya.
Saat raungan itu berhenti, Zhu Feng langsung bergerak.
Qi di kakinya meledak, tubuhnya melesat ke depan dalam sekejap.
Serigala bertanduk juga bereaksi cepat, rahangnya terbuka, siap menerkamnya.
Zhu Feng menghindar ke kiri, tapi dalam prosesnya, cakaran tajam serigala itu masih sempat mengenai lengannya.
—SLASH!
Lengan kanannya terkoyak dalam, darah segar langsung mengalir.
Namun, ia tidak berhenti.
Dengan sekuat tenaga, ia berputar di udara, tubuhnya melayang di atas serigala bertanduk, dan tanpa ragu—
—STAB!
Pisau di tangannya menancap tepat di kepala serigala itu.
—ROARRRR!!
Raungan kematian terdengar menggema di seluruh hutan.
Serigala bertanduk mengamuk, tubuhnya melompat-lompat, berusaha menjatuhkan Zhu Feng.
Namun, Zhu Feng tetap bertahan, tangannya menggenggam pisau erat-erat.
Ia mengerahkan semua Qi yang tersisa ke tangannya—
—BRUK!
Serigala bertanduk terjatuh ke tanah.
Tubuhnya mengejang beberapa saat, sebelum akhirnya, benar-benar mati.
Zhu Feng tetap berdiri di atas tubuhnya selama beberapa detik, napasnya terengah-engah, keringat dan darah bercampur di sekujur tubuhnya.
Tangannya gemetar, seluruh tubuhnya dipenuhi luka.
Namun, di wajahnya—
Sebuah senyum tipis muncul.
"Pengalaman yang bagus..." gumamnya.
Hari telah beranjak malam. Bulan menggantung tinggi di langit, sinarnya menyinari hutan yang sepi.
Zhu Feng melangkah ke sungai, mencuci tubuh dan membersihkan luka-lukanya. Wajahnya pucat, rambut panjangnya penuh bercak darah, namun matanya tampak lebih tajam dari sebelumnya.
Ia menatap mayat serigala bertanduk untuk terakhir kalinya.
"Musuh pertamaku..."
Tanpa ekspresi, ia berbalik dan berjalan keluar dari hutan.
—
Perjalanan pulang memakan waktu lebih lama. Tubuhnya kelelahan, setiap langkah terasa berat, namun ia tetap bergerak maju.
Saat akhirnya ia tiba di rumahnya, langit telah benar-benar gelap.
Ia membuka pintu kayunya perlahan, melangkah masuk, lalu menutupnya kembali.
Zhu Feng tidak langsung tidur.
Ia duduk bersila di lantai, menarik napas dalam, lalu mulai bermeditasi.
Qi perlahan mengalir di tubuhnya, meresapi luka-lukanya, menenangkan pikirannya.
Malam itu, meski tubuhnya penuh luka—
Zhu Feng tersenyum.
—Perjalanan kultivasinya baru saja dimulai.
