WebNovels

Chapter 46 - Tirai Berasap

Dia bilang padaku,

"Setiap awan pasti ada harapannya."

Maka aku berlari mengejar awan.

Aku mengejarnya lewat badai, lewat topan yang mengoyak paru-paruku, lewat langit yang dilukis dengan abu.

Aku menelan gemuruh, aku menari bersama hujan, aku mengukir namaku di punggung petir.

Tapi beberapa awan bahkan bukan awan.

Beberapa awan hanyalah tirai berasap, ditanam oleh tangan-tangan yang ingin aku buta.

Beberapa awan adalah sangkar beludru. Lembut, tapi mencekik perlahan.

Dia ingin aku terus berlari, terus berharap, terus mencari perak di kelabu yang ia lukis sendiri.

Dia menyebutnya "kebijaksanaan"

Dia menyebutnya kesabaran,

Dia menyebutnya keyakinan

Tapi dia tak pernah menyebut apa adanya.

Sebuah labirin tanpa pintu keluar, sebuah langit tanpa celah.

Dan ketika aku berdiri terengah,

di bawah langit yang ia palsukan.

Dia tersenyum,

"Lihat? Kamu tidak pernah menyerah."

Betapa puitisnya ia.

Memuji orang yang dia penjarakan, menyembah penyintas dari ilusi yang mereka bangun.

More Chapters