WebNovels

Chapter 3 - Part III

"Keana, apakah aku masih punya kesempatan?"

Desah Ivan dalam hatinya, kali ini ia berharap masih punya kesempatan menyatakan perasaannya pada Keana, gadis manis yang sempat ditaksirnya namun tak pernah punya waktu untuk sekedar menyampaikan isi hatinya. Kini ia kembali ke Indonesia, ia pasti akan menyatakan perasaannya. Ia tak boleh lagi menyia-nyiakan kesempatan kali ini, atau selamanya ia takkan punya kesempatan lagi selamanya.

Sementara itu di belahan dunia yang lain Keana yang sedang sibuk dengan pekerjaannya tiba-tiba bersin.

"Ciee yang bersin-bersin terus dari tadi! Ada yang rindu kali tuh!" Ledek Dian.

"Apaan sih? Siapa coba yang mau rindu sama saya, udah miskin, jelek lagi." Balas Keana

"Kali abang gue, si Ivan. Dia nanyain kamu soalnya!"

"Hah? Kok tumben?"

"Apanya yang tumben?"

"Dia nanyain aku, udah lama ngilang soalnya dia. Gak pernah kasih kabar juga!"

"Gak tau tuh! Tiba-tiba aja nanyain kamu udah ada pacar atau belum"

"Terus kamu bilang apa?"

"Ya gue bilang aja kamu udah tunangan!"

"Bagus itu, biar tau rasa dia. Main seenaknya aja hilang tanpa kabar, terus gak ada angin gak ada hujan, nanyain udah punya pacar apa belom"

"Kamu kok jadi sensi gitu sih aku bahas dia? Emang kalian sempat jadian yah? Terus gue gk dikasih tau gitu?"

"Jadian apaan? Dianya cuma kasih harapan palsu doang, terus ngilang tanpa kabar."

" Bhuahahahhahaha, kasihan sekali kamu di php in doang ternyata"

" Tapi gue yakin kali ini dia serius sama kamu"

"Udah gak berharap lagi sih, dia punya kekasih juga saya senang kok, cuma ya dulu agak kecewa aja. Dikasih perhatian lalu ditinggal tanpa kabar, atau mungkin saya aja kali ya yang terlalu kebawa perasaan padahal dia mah biasa aja" gumam Keana, dadanya sedikit sesak kini! Keana yakin, dulu Ivan juga punya perasaan yang sama dengannya, dari caranya bersikap atau semua hanya perasaannya saja sementara Ivan tak merasakan apa yang ia rasakan.

***

"Keana, aku datang, tunggu saja. Semoga kamu masih bisa ku jangkau! Aku pasti mengungkapkannya kali ini, tak akan mengulangi kesalahan yang sama." Bisik Ivan dalam hati. Tujuannya pulang ke Indonesia kali ini selain bisnis juga mendapatkan Keana, wanita yang pernah menarik perhatiannya. Dulu dia salah paham dengan Keana karena melihat Keana jalan dengan lelaki lain, Ivan bahkan tak mau bertanya atau meminta penjelasan Keana, dia pergi dengan segala kecewa dan kesalahan pahamannya. Dia menghilang bagai ditelan bumi, tanpa kata, tanpa kabar. Membuat Keana bertanya-tanya apa salahnya hingga Ivan tega meninggalkannya tanpa kata. Keana pernah menghubungi nomor lama Ivan, namun Ivan sudah ganti nomor, hilang sudah harapan Keana. Dia berpikir bahwa cintanya tak berbalas, berhari-hari Keana menangisi kepergian Ivan padahal mereka bahkan tak terikat janji apapun. Hanya Keana yang mencinta, hanya Keana yang mendamba. Kini dia dengar Ivan mau kembali dan mencarinya, kenapa baru sekarang? Setelah sekian lama Keana terkurung dalam perasaan hampa yang menyiksa.

"Apa dia kembali untuk memberi harapan palsu lagi Di?"

"Gue gak tau Keana, tanya saja langsung nanti sama orangnya"

"Kurasa aku belum siap bertemu kembali dengannya, tolong sampaikan itu. Beri aku waktu mempersiapkan perasaanku dulu oke."

"Bukankah lebih baik mendengarkan penjelasannya dulu, kenapa dia menghilang tiba-tiba, bila nanti memang alasannya tak masuk akal kamu bisa memutuskan untuk menetap atau berpaling"

"Rasanya berat Di, hati sama kepala ku kini udah gk singkron, hati bilang ingin ketemu, kepala bilang jangan. Aku jadi bingung Di"

Keana kini bingung antara bertemu Ivan atau menghindar.

More Chapters